Tragedi 24 Juli 2010 - Digebukin Bapa Bapa

Ceritanya begini,

Ini adalah kejadian pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010 bertepatan dengan ke-10 bulannya hubungan saya dengan pacar saya Chika. Rencananya sore pada hari itu hanya ingin bermain di rumah teman saya. Kebetulan ada adik saya dan temannya.

Sore itu saya berada di rumah teman saya, tak lama saya berada disana, adik saya memisahkan temannya yang bertengkar dengan anak-anak di kampung itu. Tak lama setelah kejadian itu, adik saya yang sedang memisahkan mereka di datangi oleh orang tua dari anak di kampung tersebut dan tanpa basa-basi memukul adik saya. Saya pun sebagai kakaknya langsung menuju tempat kejadian. Dan saya mengatakan kepada bapak-bapak itu kalau saya sangat tidak suka dengan perlakuan bapak itu. Karena dia belum tahu masalahnya apa. Seharusnya sebagai orang yang lebih dewasa dari saya dapat berpikir jernih, dan tidak main hakim sendiri. Ketika saya mengatakan itu, bapak-bapak itu langsung menantang saya berkelahi.

Saat itu saya memang mengatakan kalau saya berani melawan dia. Ketika emosi bapak-bapak itu naik, datanglah seorang bapak haji. Dan tanpa tahu masalahnya apa, dengan tiba-tiba memukul adik saya lagi untuk yang kedua kalinya. Tanpa menanyakan apa masalahnya dan bapak haji itu langsung sedikit berkata-kata dan memukul dada saya untuk yang pertama kalinya. Setelah itu saya pun mulai emosi, tapi ketika saya berusaha untuk menahan emosi saya, dia kembali memukul saya di bagian muka. Pukulan tersebut membuat saya pusing sekali. Sampai-sampai saya berjalanpun menjadi seperti orang mabuk. Tak lama setelah saya diam berdiri, hidung saya mengeluarkan banyak darah. Dan saya masuk ke kamar mandi untuk membersihkannya, padahal pacar saya sedang bertengkar mulut dengan bapak haji dan bapak-bapak lainnya.

Saya tidak tahu bagaimana akhirnya seperti apa, yang pasti pacar saya masuk ke dalam rumah dengan kondisi seperti awal tapi berlinang air mata. Sungguh kejadian yang sangat tak diduga, muka saya memar dan saya memutuskan untuk pergi ke dokter 24 jam dengan ditemani oleh adik saya dan juga tentunya pacar saya. Setelah di cek, ternyata hasilnya belum diketahui karena saya harus menjalani rontgen untuk kepastiannya.

Setelah dari dokter 24 jam, kami bertiga pulang dan sesampainya di rumah, mama saya terkejut melihat kondisi saya yang seperti ini. Tak terima dengan kejadian ini, mama saya beserta kedua adik saya mendatangi rumah teman saya. Dan disana sudah ada pengurus-pengurus dari kampung tersebut yaitu pak RT dan pak RW. Tujuan awal mama saya adalah menemui orang yang memukul saya dan adik saya. Tapi karena bapak-bapak itu bersembunyi, jadi mama saya pun menyelesaikannya bersama dengan pak RT dan pak RW.

Setelah itu pak RT dan pak RW diajak ke rumah saya untuk melihat keadaan saya. Waktu itu pak RT dan pak RW tidak sendiri ke rumah saya, jadi mereka membawa 3 orang bapak-bapak lagi sebagai saksi. Waktu itu saya sempat di foto 1x untuk laporan kepada pihak kepolisian.

Beberapa waktu kami rundingkan bersama, karena keadaan saya yang sudah sangat memprihatinkan, mereka menyepakati untuk membiayai pengobatan saya, dan kami tidak akan menuntut orang yang memukul saya.


Baru dipukul


Mulai bengkak


Hidung berdarah terus


Makin membengkak


Tampak samping


Mulai biru dan bengkak


Makin parah


Parah


Bengkak deh

Keesokan harinya, Minggu, 25 Juli 2010 pukul 08:30 saya dan Chika berangkat ke Rumah Sakit PMI untuk melakukan rontgen. Karena waktu itu belum buka juga, jadi kami membeli gorengan dahulu ke depan, dan membeli minum. Tak lama setelah itu, mama saya datang bersama 2 orang bapak-bapak yang katanya adalah bapak RW dan satu lagi adalah sebagai adik dari orang yang memukul saya. Dan saya pun menjalani rontgen dan hasilnya seperti yang dibacakan dokter adalah BAIK. Tapi yang saya rasakan justru berbeda, entah mungkin hanya perasaan saya atau memang ini adalah efek jika terpukul. Jadi yang saya rasakan adalah ada keretakan di tulang wajah saya, karena ada perbedaan dari sebelum dan sesudah dipukul. Jadi saya tidak sepenuhnya percaya dengan yang sudah dibacakan itu. Ya, jika ternyata memang tidak terjadi apa-apa, saya sangat bersyukur sekali.

Pulang dari Rumah Sakit PMI, saya mengantar Chika untuk pulang ke rumahnya. Setelah itu, barulah saya pulang dan istirahat setelah makan dan minum obat. Hari minggu pun berakhir begitu saja tanpa ada hal-hal yang menyenangkan.

Senin, 26 Juli 2010, ini adalah hari dimana keadaan tubuh saya sudah membaik dibandingkan kemarin. Karena saya memang sudah banyak istirahat. Tinggal muka saya yang belum bisa kembali normal. Saya tidak tahu kapan akan kembali normal, mudah-mudahan tidak berlarut-larut sehingga saya tidak malu untuk menemui siapapun dan dapat melakukan aktivitas saya seperti biasanya.

Sungguh hal ini membuat saya sangat jenuh, karena saya tidak dapat sering-sering bepergian dengan kondisi wajah seperti ini. Maka dari itu, pacar saya datang ke rumah saya untuk menjenguk saya. Sungguh pacar yang sangat perhatian. Dia membawakan saya susu dan biskuit.

Setelah itu kami makan. Dan waktu terus berlalu sampai malam pun tiba. Adik saya yang bernama Vivi pulang ke rumah dengan keadaan kotor karena hari ini dia berulang tahun yang ke 23. Dia mendapatkan banyak kejutan dari teman-temannya disana. Setelah itu, saya mendapat kabar dari adik saya yang bernama Ike, bahwa dia akan merayakan ulang tahun Vivi. Dia sudah membawakannya kue. Begitu adik saya yang bernama Vivi keluar dari kamar mandi, kami semua yang ada di rumah menyambut Vivi dengan kue yang sudah dinyalakan dengan lilin. Adik saya Vivi kaget, karena tidak mengira bahwa di rumah pun akan dirayakan. Setelah itu, barulah kami saling menyerang dengan menggunakan kue di tangan untuk di tempelkan ke wajah setiap orang yang berada disana. Sungguh menyenangkan sekali. Kebetulan saya merekam kejadian itu, dan rencananya akan di upload ke Youtube. Entah kapan, tapi tunggu saja. Hehe.

Lalu ketika hampir semuanya selesai, bapak-bapak itu kembali datang dan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang kemarin. Waktu pun berlalu dan pada akhirnya dari pihak yang bersalah memberikan kami biaya pengobatan kami sebesar Rp.500.000,- dan sebagai ganti rugi akan diberikan uang lagi, tapi entah kapan, tapi mereka telah menyepakati dan membuat surat perjanjian bahwa hal ini tidak akan terulang kembali.

Mungkin hanya ini saja yang dapat saya sampaikan, selebihnya akan saya posting kembali jika hal ini berlanjut. Jika ingin tahu kelanjutannya, simak terus blog ini!

Post a Comment

0 Comments